Ketika orang dimabuk Asmara
Dalam Risalah Qusyairiyyah dikisahkan bahwa seekor burung layang-layang jantan merayu seekor burung layang-layang betina di atas kubah istana nabi Sulaiman, namun si betina ogah-ogahan, lalu si burung jantanpun berkata: "kenapa engkau menolakku? kalau kamu mau maka aku akan meruntuhkan qubah istana ini terhadap Nabi Sulaiman"
Nabi Sulaiman yang mengerti bahasa burung dan mendengar hal ini lalu memanggil burung tersebut dan berkata: "apa yang mendorongmu mengucapkan ucapanmu barusan?" lalu sang burung jantan berkata: "wahai Nabi Allah, sesungguhnya orang-orang yang sedang mabuk cinta tidak dihukum karena perkataan mereka" lalu Nabi Sulaiman berkata: "benar apa yang engkau katakan" dan beliau melepaskannya.
Bilanya urang sudah karindangan wan binian tu lalu ha kisah panjagaunya ha kaya burung ngintu, lautan api gin ku subarangi jar. kisah musti tupang, padahal waluh wara.
Ibnu Katsier dalam "al Bidayah wan Nihayah" menyebutkan bahwa di antara khalifah yang meninggal karena cinta yang berlebihan adalah khalifah Yazid bin Abdul Malik bin Marwan, salah satu khalifah Bani Umayyah. Beliau meninggal pada bulan Sya'ban tahun 105 Hijriah dalam usia 34 tahun setelah memerintah selama 4 tahun 1 bulan. Beliau meninggal beberapa hari setelah meratapi kepergian hamba sahayanya yang tercinta yang bernama Hababah. Hababah ini meninggal saat bercanda dan bercengkerama dengan khalifah Yazid sambil makan buah anggur. kemudian Khalifah melempar sebiji anggur ke mulut Hababah yang sedang terbuka karena tertawa, namun ternyata hal ini membuatnya keselek dan mengakibatkan kematiannya.
Makanya hati-hati amun bagaya buhannya lah … kalu pina
Mungkin kisah yang paling terkenal tentang orang yang gila terus mati karena cinta adalah Qais yang gila karena cinta pada Laila sampai-sampai digelari Majnunu Laila, atau kita lebih mengenalnya dengan kisah Laila Majnun.
Beberapa ulama telah mengarang kitab tentang kisah orang-orang yang meninggal karena cinta, di antaranya adalah "Mashari'ul Usysyaq" karya Ja'far bin Ahmad bin Husain Assarraj al Qari (wafat 500 H), "I'tilal al Qulub" oleh al Khara'ithy, "Dzammul Hawa" oleh Ibnu al Jauzy.
Di dalam kitab I'anah ath-thalibin disebutkan bahwa orang yang mati karena karindangan atau karena mabuk cinta adalah orang yang termasuk mati syahid akhirat, namun dengan 2 syarat, yaitu menjaga diri dari yang haram dan menyembunyikan cintanya, berikut redaksi kalimat beliau dalam kitabnya:
إعانة الطالبين (2/ 108)
وأما شهيد الآخرة فقط فهو كغير الشهيد فيغسل ويكفن ويصلى عليه ويدفن
وأقسامه كثيرة فمنها الميتة طلقا ولو كانت حاملا من زنا والميت غريقا وإن عصى بركوب البحر والميت هديما أو حريقا أو غريبا وإن عصى بالغربة والمقتول ظلما ولو هيئة كأن استحق شخص حز رقبته فقده نصفين والميت بالبطن أو في زمن الطاعون ولو بغير لكن كان صابرا محتسبا أو بعده وكان في زمنه كذلك والميت في طلب العلم ولو على فراشه
والميت عشقا ولو لمن لم يبح وطؤه كأمرد بشرط العفة حتى عن النظر بحيث لو اختلى بمحبوبه لم يتجاوز الشرع وبشرط الكتمان حتى عن معشوقه
Namun yang perlu diingat adalah pesan Ibnu Muflih dalam kitabnya :
وَلَا يُبْتَلَى بِالْعِشْقِ غَالِبًا إلَّا مَنْ غَفَلَ قَلْبُهُ عَنْ اللَّهِ وَعَنْ ذِكْرِهِ وَعَنْ أَمْرِهِ وَنَهْيِهِ قَالَ تَعَالَى فِي حَقِّ يُوسُفَ { كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ } يَدُلُّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّ الْإِخْلَاصَ سَبَبٌ لِدَفْعِ السُّوءِ ، وَالْفَحْشَاءِ فَالْقَلْبُ إذَا امْتَلَأَ مِنْ ذَلِكَ اسْتَحْلَاهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَتَغَذَّى بِهِ وَاسْتَغْنَى بِهِ عَمَّا سِوَ
Nabi Sulaiman yang mengerti bahasa burung dan mendengar hal ini lalu memanggil burung tersebut dan berkata: "apa yang mendorongmu mengucapkan ucapanmu barusan?" lalu sang burung jantan berkata: "wahai Nabi Allah, sesungguhnya orang-orang yang sedang mabuk cinta tidak dihukum karena perkataan mereka" lalu Nabi Sulaiman berkata: "benar apa yang engkau katakan" dan beliau melepaskannya.
Bilanya urang sudah karindangan wan binian tu lalu ha kisah panjagaunya ha kaya burung ngintu, lautan api gin ku subarangi jar. kisah musti tupang, padahal waluh wara.
Ibnu Katsier dalam "al Bidayah wan Nihayah" menyebutkan bahwa di antara khalifah yang meninggal karena cinta yang berlebihan adalah khalifah Yazid bin Abdul Malik bin Marwan, salah satu khalifah Bani Umayyah. Beliau meninggal pada bulan Sya'ban tahun 105 Hijriah dalam usia 34 tahun setelah memerintah selama 4 tahun 1 bulan. Beliau meninggal beberapa hari setelah meratapi kepergian hamba sahayanya yang tercinta yang bernama Hababah. Hababah ini meninggal saat bercanda dan bercengkerama dengan khalifah Yazid sambil makan buah anggur. kemudian Khalifah melempar sebiji anggur ke mulut Hababah yang sedang terbuka karena tertawa, namun ternyata hal ini membuatnya keselek dan mengakibatkan kematiannya.
Makanya hati-hati amun bagaya buhannya lah … kalu pina
Mungkin kisah yang paling terkenal tentang orang yang gila terus mati karena cinta adalah Qais yang gila karena cinta pada Laila sampai-sampai digelari Majnunu Laila, atau kita lebih mengenalnya dengan kisah Laila Majnun.
Beberapa ulama telah mengarang kitab tentang kisah orang-orang yang meninggal karena cinta, di antaranya adalah "Mashari'ul Usysyaq" karya Ja'far bin Ahmad bin Husain Assarraj al Qari (wafat 500 H), "I'tilal al Qulub" oleh al Khara'ithy, "Dzammul Hawa" oleh Ibnu al Jauzy.
Di dalam kitab I'anah ath-thalibin disebutkan bahwa orang yang mati karena karindangan atau karena mabuk cinta adalah orang yang termasuk mati syahid akhirat, namun dengan 2 syarat, yaitu menjaga diri dari yang haram dan menyembunyikan cintanya, berikut redaksi kalimat beliau dalam kitabnya:
إعانة الطالبين (2/ 108)
وأما شهيد الآخرة فقط فهو كغير الشهيد فيغسل ويكفن ويصلى عليه ويدفن
وأقسامه كثيرة فمنها الميتة طلقا ولو كانت حاملا من زنا والميت غريقا وإن عصى بركوب البحر والميت هديما أو حريقا أو غريبا وإن عصى بالغربة والمقتول ظلما ولو هيئة كأن استحق شخص حز رقبته فقده نصفين والميت بالبطن أو في زمن الطاعون ولو بغير لكن كان صابرا محتسبا أو بعده وكان في زمنه كذلك والميت في طلب العلم ولو على فراشه
والميت عشقا ولو لمن لم يبح وطؤه كأمرد بشرط العفة حتى عن النظر بحيث لو اختلى بمحبوبه لم يتجاوز الشرع وبشرط الكتمان حتى عن معشوقه
Namun yang perlu diingat adalah pesan Ibnu Muflih dalam kitabnya :
وَلَا يُبْتَلَى بِالْعِشْقِ غَالِبًا إلَّا مَنْ غَفَلَ قَلْبُهُ عَنْ اللَّهِ وَعَنْ ذِكْرِهِ وَعَنْ أَمْرِهِ وَنَهْيِهِ قَالَ تَعَالَى فِي حَقِّ يُوسُفَ { كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ } يَدُلُّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّ الْإِخْلَاصَ سَبَبٌ لِدَفْعِ السُّوءِ ، وَالْفَحْشَاءِ فَالْقَلْبُ إذَا امْتَلَأَ مِنْ ذَلِكَ اسْتَحْلَاهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَتَغَذَّى بِهِ وَاسْتَغْنَى بِهِ عَمَّا سِوَ
Komentar
Posting Komentar